Sunday, August 24, 2014

Jurnalisme Partisipatif


Hari ini, 26 Juli 2014, Jawa Pos Radar Bojonegoro tepat berusia 15 tahun. Sebuah usia yang bisa dibilang mulai matang, untuk ukuran sebuah perusahaan. Bagi manusia, usia 15 tahun bisa dibilang merupakan fase pengenalan identitas diri.
Sebagai entitas bisnis yang bergerak di bidang pemenuhan hak-hak masyarakat atas informasi, fase identitas diri yang dimaksud adalah berkaitan dengan nilai-nilai dan filosofi jurnalisme itu sendiri. Pertanyaan selanjutnya, apakah dengan usia 15 tahun koran ini sudah menuju track yang dibenarkan dalam jurnalisme modern?
Mari kita runut. Media massa adalah produk jurnalistik. Jurnalistik adalah salah satu dari produk material ilmu komunikasi, yang serumpun dalam ilmu sosial (sosiologi). Sebagai rumpun ilmu sosial, produk media massa tidak boleh tercerabut dari akar filosofinya. 
Dalam jurnalisme modern, teori tanggung jawab sosial menjadi madzhab meanstream di berbagai media massa belahan dunia. Dalam buku berjudul Four Theories of The Press (Siebert, Peterson, dan Schramm, 1956) yang dikutip oleh Werner J. Severin, dan James W. Tankard Jr (2005:378) disebutkan, ciri umum madzhab ini adalah siapapun bisa/boleh memiliki pendapat.
Sebab, media sebenarnya dikendalikan oleh pendapat masyarakat, tindakan konsumen, dan etika profesional. Namun demikian, media juga tetap mengemban tugas tanggung jawab sosial dan bila tidak mencerminkan realitas sosial, suatu pihak tertentu harus memaksanya agar berjalan sesuai dengan track awal.
Bagaimana cara mengukurnya? Setidaknya ada dua indikator utama di antara delapan. Pertama, demokrasi altruistik. Yaitu, berita-berita yang menyiratkan politik berdasar pada kepentingan pelayanan publik (public service).
Kedua, pastorialisme kota kecil. Maksudnya, media massa harus memiliki kecenderungan untuk mengangkat potensi-potensi yang ada di sebuah komunitas yang kecil. Sehingga, menjadi berkembang dan positif.
Poin ini juga dapat dijelaskan bahwa, media harus mampu mendorong pertumbuhan, pembangunan, dan kemajuan sebuah kota kecil, dengan tetap menghargai pluralisme masyarakat yang sedang tumbuh berkembang.
Pertanyaannya, apakah Jawa Pos Radar Bojonegoro sudah mencerminkan pendekatan tanggung jawab sosial? Mari kita diskusikan, dalam jurnalisme klasik ada istilah yang mungkin bisa dibilang cukup nyinyir. Pameo itu berbunyi, good news is bad news. Bad news is bad news (berita/kabar baik adalah kabar buruk. Berita buruk adalah kabar baik).
Dan Jawa Pos, berikut anak perusahaannya, termasuk Radar Bojonegoro, sudah lama mengembangkan pendekatan good news is good news. Sebagai ilustrasi, kabupaten yang mempunyai prestasi meraih Piala Adipura, secara news value sangat layak diekspos.
Di Jawa Pos wa ala ahlihi, prestasi raihan Adipura, Kalpataru, atau kampiun di berbagai olimpiade sains nasional adalah bagian dari inspiring dan inovatif. Dua nilai berita ini sudah lama dikembangkan koran ini.   
Cara pandangnya bukan lagi melayani birokrasi, melainkan menyebarkan virus positif, menyiarkan berita kemenangan manusia. Menebarkan optimisme dalam membangun daerah dan peradaban. Sebab, hakikinya bukan Adipuranya yang menjadi goal, namun kesadaran membangun budaya dan peradaban yang berorientasi lingkungan.
Menyiarkan berita kemenangan manusia, bukan hanya kekalahan manusia seperti kasus pembunuhan, kecelakaan, dan sebagainya, adalah merupakan respons sekaligus bentuk dari apa yang disebut Siebert, Peterson, dan Schramm sebagai pastorialisme kota kecil.
Dalam pengertian lain, penulis menyebutnya sebagai jurnalisme partisipatif, jurnalisme adaptif. Jurnalisme yang tidak mengabaikan dinamika positif sosial, melainkan justru mendorong dan menumbuhkembangkan berita kemenangan manusia.  
Keberadaan Radar Tuban, Radar Lamongan, dan Radar Cepu adalah bagian dari ikhtiar kami merawat semangat jurnalisme partisipatif. Dengan semakin lokal, semakin dekat pula kami dengan Anda semua, para pembaca yang budiman.  
Wabakdu, selamat dan sukses 15 tahun Jawa Pos Radar Bojonegoro. Semoga kami terus konsisten mengawal jurnalisme partisipatif agar bisa memberikan yang terbaik kepada para pembaca yang budiman. (*)

Bojonegoro, 25 Juli 2014           

*) Tayang di Jawa Pos Radar Bojonegoro Edisi 26 Juli 2014, halaman 21

No comments:

Post a Comment