Friday, March 6, 2015

Catatan Perjalanan Umrah di Tanah Suci Madinah dan Makkah (9-Habis)

Tiga Kali Umrah, Plus Ziarah ke Jejak Sejarah Perjuangan Islam 

Jamaah umrah Farfasa Tour & Travel benar-benar dimanjakan selama menjalankan ibadah di Tanah Suci Makkah. Dari sisi ibadah umrah, ada tiga umrah diberikan untuk jamaah dari travel yang beralamatkan di Babat, Lamongan, Jawa Timur tersebut.
Umrah wajib dilaksanakan dengan mengambil miqat di Bir Aly, Kamis sepekan lalu. Sedangkan dua miqat lainnya dilakukan di Ji'ronah pada Sabtu (14/2) pagi waktu setempat dan di Hudaibiyah, pada Selasa (17/2).Dua tempat miqat yang disebut terakhir adaalah berada di wilayah Makkah Al-Mukarramah.
Menurut Direktur PT Farfasa Nurul Qolbi, M. Syukron Dalil, pihaknya memang menyiapkan tiga kali umrah untuk jamaah. Untuk miqat Bir Aly merupakan miqat bagi orang Madinah. Miqat ini diambil ketika jamaah memang masih berada di Madinah Almunawwaroh.
Sedangkan dua miqat lainnya diambil saat jamaah sudah berada di Makkah, yakni Ji'ronah dan Hudaibiyah. "Sebenarnya ada tiga tempat miqat di Makkah, selain Ji'ronah dan Hudaibiyah ada juga miqat di Tan'im.
Namun, kami sengaja memfasilitasi yang dua tempat itu karena lokasinya lebih jauh. Ada pun yang di Tan'I'm tidak kami ambil karena dekat. Kami ingin memudahkan jamaah. Jadi, jika ingin menambah umrah, mereka tinggal memilik yang lokasinya dekat saja, cukup naik taxi sudah tiba," ujar pria yang pernah tinggal di Arab Saudi selama bertahun-tahun tersebut.
Jarak antara miqat Ji'ronah dengan Makkah memang lumayan jauh, sekitar 30 kilometer. Begitu juga dengan miqat Hudaibiyah, sekitar 25 kilometer dari Makkah, persisnya Masjidilharam.
Sedangkan miqat di Tan'I'm atau yang juga dikenal dengan sebutan Aisyah Mosque (Masjid Aisyah) berada di timur Masjidilharam yang berjarak sekitar 10 kilometer. "Selain tiga tempat itu, juga ada miqat di Jabal Rahmah," ujar guide Farfasa Tour & Travel, ustad Muhammad Hasan.
Ji'ronah bermakna sangat penting bagi Rasulullah SAW. Ji'ronah sebenarnya adalah nama seorang ibu yang tinggal di dekat Thaif, Makkah. Ketika itu, Nabi SAW dan beberapa sahabat singgah di Thaif. Namun, karena terkena hasutan orang kafir Quraisy, warga Thaif justru memusuhi Nabi SAW.
Mereka, seperti diceritakan dalam tarikh Islam, malah melempari nabi dengan batu dan juga kotoran hingga nabi terluka. Saat dalam keadaan terluka, Rasulullah ditolong oleh seorang ibu yang bernama Ji'ronah. Nabi diberi roti dan susu, bukan air. Nabi heran kenapa tidak diberi air, melainkan malah susu yang terbilang barang mahal.
Dijawab Ji'ronah, itu karena air di daerah tersebut rasanya asin. "Atas mukjizat Rasulullah, air di kawasan itu kemudian menjadi tawar, dan sekarang air di Ji'ronah sangat terkenal, selain zam-zam.
Atas fadhilah dan mukjizat Rasulullah dan kehendak Allah, air di Ji'ronah insya Allah dapat menyembuhkan penyakit," tutur Ustad Muhammad. Seumur hidupnya, Nabi sendiri umrah dari Ji'ronah dua kali.
Miqat lain yang juga penting adalah Hudaibiyah. Diceritakan, suatu ketika Nabi dan sahabat hendak umrah ke Makkah lewat Hudaibiyah. Namun, gagal karena dihadang kaum kafir Quraisy. Singkat cerita jalan damai ditempuh dan lahir perjanjian Hudaibiyah yang isinya sangat merugikan. Namun, salah satu isinya yang penting adalah selama 10 tahun tidak boleh ada peperangan antara Islam dan kafir Quraisy.
Meski kafir Quraisy banyak melanggar, nabi tetap konsisten. Atas pertolongan Allah, baru beberapa tahun umat Islam kian banyak hingga akhirnya mampu mengepung Makkah. Kaum kafir pun takluk. Peristiwa itu terkenal dengan sebutah Fathu Makkah atau penaklukan Makkah.
Kita umrah di Hudaibiyah dengan tujuan mengambil fadlilah perjuangan Rasulullah. "Kita ikuti jejek nabi untuk mendapatkan kedamaian hati, bahwa dengan kedamaian dan ketenangan Rasululullah Makkah akhirnya takluk dan Islam semakin menyebar luas, termasuk di Indonesia. Itulah hakikatnya miqat di Hudaibiyah," terangnya.
Rangkaian ibadah dan ziarah ditutup dengan mengunjungi Museum Makkah. Di Musem Makkah ini, dipamerkan berbagai benda yang pernah mewarnai perkembangan pembangunan Masjidilharam. Mulai kiswah, bangunan tiang jati dan beton pernah digunakan Masjidilharam, foto-foto dokumentasi Masjidilharam, hingga bekas bangunan pelindung sumur zam-zam, masih utuh dan terawat baik.
"Dengan berziarah di tempat-tempat bersejarah dan melihat benda-benda yang pernah mengisi sejarah peradaban Islam, diharapkan akan mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT. Bahwa kita beribadah umrah di Tanah Suci insya Allah akan mendapatkan manfaat ganda, selain ibadah juga menambah khazanah pengetahuan dan kedalaman iman dan islam kita serta perjuangan para penduhulu kita, amiin," tambah Syukron. (*/Habis)

*) Tayang di Jawa Pos Radar Bojonegoro Edisi 20 Februari 2015, Halaman 29

No comments:

Post a Comment