Tiga Kali Umrah, Plus Ziarah ke
Jejak Sejarah Perjuangan Islam
Jamaah umrah Farfasa Tour & Travel benar-benar dimanjakan selama menjalankan ibadah di Tanah Suci Makkah. Dari sisi ibadah umrah, ada tiga umrah diberikan untuk jamaah dari travel yang beralamatkan di Babat, Lamongan, Jawa Timur tersebut.
Umrah
wajib dilaksanakan dengan mengambil miqat di Bir Aly, Kamis sepekan lalu.
Sedangkan dua miqat lainnya dilakukan di Ji'ronah pada Sabtu (14/2) pagi waktu
setempat dan di Hudaibiyah, pada Selasa (17/2).Dua tempat miqat yang disebut
terakhir adaalah berada di wilayah Makkah Al-Mukarramah.
Menurut
Direktur PT Farfasa Nurul Qolbi, M. Syukron Dalil, pihaknya memang menyiapkan
tiga kali umrah untuk jamaah. Untuk miqat Bir Aly merupakan miqat bagi orang
Madinah. Miqat ini diambil ketika jamaah memang masih berada di Madinah
Almunawwaroh.
Sedangkan
dua miqat lainnya diambil saat jamaah sudah berada di Makkah, yakni Ji'ronah
dan Hudaibiyah. "Sebenarnya ada tiga tempat miqat di Makkah, selain
Ji'ronah dan Hudaibiyah ada juga miqat di Tan'im.
Namun,
kami sengaja memfasilitasi yang dua tempat itu karena lokasinya lebih jauh. Ada
pun yang di Tan'I'm tidak kami ambil karena dekat. Kami ingin memudahkan
jamaah. Jadi, jika ingin menambah umrah, mereka tinggal memilik yang lokasinya
dekat saja, cukup naik taxi sudah tiba," ujar pria yang pernah tinggal di
Arab Saudi selama bertahun-tahun tersebut.
Jarak
antara miqat Ji'ronah dengan Makkah memang lumayan jauh, sekitar 30 kilometer.
Begitu juga dengan miqat Hudaibiyah, sekitar 25 kilometer dari Makkah,
persisnya Masjidilharam.
Sedangkan
miqat di Tan'I'm atau yang juga dikenal dengan sebutan Aisyah Mosque (Masjid
Aisyah) berada di timur Masjidilharam yang berjarak sekitar 10 kilometer.
"Selain tiga tempat itu, juga ada miqat di Jabal Rahmah," ujar guide
Farfasa Tour & Travel, ustad Muhammad Hasan.
Ji'ronah
bermakna sangat penting bagi Rasulullah SAW. Ji'ronah sebenarnya adalah nama
seorang ibu yang tinggal di dekat Thaif, Makkah. Ketika itu, Nabi SAW dan
beberapa sahabat singgah di Thaif. Namun, karena terkena hasutan orang kafir
Quraisy, warga Thaif justru memusuhi Nabi SAW.
Mereka,
seperti diceritakan dalam tarikh Islam, malah melempari nabi dengan batu dan juga
kotoran hingga nabi terluka. Saat dalam keadaan terluka, Rasulullah ditolong
oleh seorang ibu yang bernama Ji'ronah. Nabi diberi roti dan susu, bukan air.
Nabi heran kenapa tidak diberi air, melainkan malah susu yang terbilang barang
mahal.
Dijawab
Ji'ronah, itu karena air di daerah tersebut rasanya asin. "Atas mukjizat
Rasulullah, air di kawasan itu kemudian menjadi tawar, dan sekarang air di
Ji'ronah sangat terkenal, selain zam-zam.
Atas
fadhilah dan mukjizat Rasulullah dan kehendak Allah, air di Ji'ronah insya
Allah dapat menyembuhkan penyakit," tutur Ustad Muhammad. Seumur hidupnya,
Nabi sendiri umrah dari Ji'ronah dua kali.
Miqat
lain yang juga penting adalah Hudaibiyah. Diceritakan, suatu ketika Nabi dan
sahabat hendak umrah ke Makkah lewat Hudaibiyah. Namun, gagal karena dihadang
kaum kafir Quraisy. Singkat cerita jalan damai ditempuh dan lahir perjanjian
Hudaibiyah yang isinya sangat merugikan. Namun, salah satu isinya yang penting
adalah selama 10 tahun tidak boleh ada peperangan antara Islam dan kafir
Quraisy.
Meski
kafir Quraisy banyak melanggar, nabi tetap konsisten. Atas pertolongan Allah,
baru beberapa tahun umat Islam kian banyak hingga akhirnya mampu mengepung
Makkah. Kaum kafir pun takluk. Peristiwa itu terkenal dengan sebutah Fathu
Makkah atau penaklukan Makkah.
Kita
umrah di Hudaibiyah dengan tujuan mengambil fadlilah perjuangan Rasulullah. "Kita
ikuti jejek nabi untuk mendapatkan kedamaian hati, bahwa dengan kedamaian dan
ketenangan Rasululullah Makkah akhirnya takluk dan Islam semakin menyebar luas,
termasuk di Indonesia. Itulah hakikatnya miqat di Hudaibiyah," terangnya.
Rangkaian
ibadah dan ziarah ditutup dengan mengunjungi Museum Makkah. Di Musem Makkah ini,
dipamerkan berbagai benda yang pernah mewarnai perkembangan pembangunan
Masjidilharam. Mulai kiswah, bangunan tiang jati dan beton pernah digunakan
Masjidilharam, foto-foto dokumentasi Masjidilharam, hingga bekas bangunan
pelindung sumur zam-zam, masih utuh dan terawat baik.
"Dengan
berziarah di tempat-tempat bersejarah dan melihat benda-benda yang pernah
mengisi sejarah peradaban Islam, diharapkan akan mempertebal keimanan kita
kepada Allah SWT. Bahwa kita beribadah umrah di Tanah Suci insya Allah akan
mendapatkan manfaat ganda, selain ibadah juga menambah khazanah pengetahuan dan
kedalaman iman dan islam kita serta perjuangan para penduhulu kita,
amiin," tambah Syukron. (*/Habis)
*) Tayang di Jawa Pos Radar
Bojonegoro Edisi 20 Februari 2015, Halaman 29
No comments:
Post a Comment