Friday, March 6, 2015

Catatan Perjalanan Umrah di Tanah Suci Madinah dan Makkah (8)

Ke Arofah, Nanti Jamaah Haji Indonesia Lewat Monorel 

Selain umrah, selama di Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah, jamaah dari Farfasa Tour & Travel diajak ke tempat-tempat bersejarah dalam peradaban dan perkembangan Islam serta tempat-tempat yang biasa disinggahi selama menjalankan ibadah haji.
Beberapa tempat yang disinggahi antara lain Jabal Tsur dan Jabal Nur. Di Jabal Tsur terdapat gua yang saat masa penyebaran agama Islam pernah digunakan Nabi Muhammad SAW dan sahabat Abu Bakar As-Ashidiq ra dipakai bersembunyi dari kejaran kaum kafir Quraisy.
Sedangkan Jabal Nur adalah gua tempat Nabi SAW selalu berkhalwat (menyepi) dan menerima wahyu pertama melalui perantara Malaikat Jibril.  Yang juga menarik adalah kunjungan ke Jabal Rohmah, padang Arofah, lokasi wuquf pada musim haji.
Khususnya bagi jamaah umrah yang selama ini belum berkesempatan beribadah haji. Sebab, di sinilah jamaah umrah mendapat banyak penjelasan tentang ritual di Arofah dan rencana Pemerintah Arab Saudi untuk musim ke depan, termasuk bagi jamaah haji Indonesia.
Menurut Ustadz Muhammad Hasan, kawasan sekitar Arofah terdapat monorel yang memanjang dari Mina, Arofah, hingga lokasi jamarot, lempar jumrah saat musim haji. Panjang jalur monorel tersebut lebih dari 10 kilometer (km).
"Selama musim haji, jamaah haji dari negara-negara di kawasan Jazirah Arab menggunakan jalur monorel tersebut," ungkap ustadz Muhammad kepada rombongan jamaah umrah yang berjumlah dua bus tersebut.
Ke depan, seluruh jamaah haji dari berbagai penjuru dunia menggunakan jalur monorel, termasuk jamaah haji Indonesia. "Tidak lagi menggunakan bus seperti yang selama ini dilakukan jamaah haji Indonesia selama wuquf di padang Arofah," terangnya.
Alasannya, berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pelaksanaan ibadah haji oleh Pemerintah Arab Saudi, keberadaan bus yang mengangukut jamaah haji untuk wuquf dan diparkir di padang Arofah, sangat memakan tempat. Bahkan, keberadaan busnya memakan banyak tempat di Arofah. 
Sehingga, area padang Arofah menjadi berkurang. Padahal, ada kecenderungan jamaah haji akan terus bertambah. "Untuk itu ke depan, seluruh jamaah haji akan dinaikkan monorel, sehingga bus tidak lagi masuk di padang Arofah," jelas pria 35 tahun yang lahir dan dibesarkan di Arab Saudi tersebut.
Guna menunjang rencana besar tersebut, pemerintah Arab Saudi tengah gencar menyiapkan infrastrukturnya dengan menambah panjang jalur monorel dan memperbaiki beberapa fasilitas penunjang lainnya. Sehingga, jika semua fasilitasnya sudah siap, tinggal diberlakukan secara total.
Hanya, rencana ini akan menyisakan konsekuensi yang mungkin relatif agak berat bagi jamaah haji pada umumnya, termasuk jamaah asal Indonesia. Dengan adanya monorel, bukan tidak mungkin nanti pelaksanaan wuquf di Arofah tidak lagi naik bus. Mungkin saja jamaah akan jalan kaki di jalur monorelnya. Atau juga pemerintah Arab Saudi menyiapkan kereta api pengangkutnya.
"Tapi itu semua baru rencana dan belum diputuskan secara final. Kita tunggu saja perkembangan rencana kebijakan dari pemerintah Arab Saudi," paparnya.
Selama berziarah di Jabal Rahmah, tempat bertemunya Nabi Adam as dan Siti Hawa maupun tempat puncak haji (wuquf), sejumlah jamaah mendaki gunung yang tak terlalu tinggi tersebut. Beberapa di antara mereka mendekat di tonggak Jabal Rahmah.
Konon, tonggak itulah yang menjadi penanda, tempat bertemunya nabi pertama yang diciptakan Allah SWT dengan siti Hawa setelah diturunkan dari surga.
Pemandangan lain yang tak kalah menariknya adalah jalur cukup hijau dan rindang di kawasan selepas Arofah dan menuju Muzdalifah. Di kanan dan kiri jalan-jalan berjejer ratusan pepohonan penghijauan. Pohon-pohon tersebut tampak sudah besar dan cukup rindang.
Menariknya, sebagian besar pohon yang ditanam di kawasan itu untuk penghijauan tersebut adalah hasil sumbangan pemerintah Indonesia. Khususnya saat presiden Sukarno. "Oleh karena itu, pohon-pohon itu sampai saat ini masih dikenal sebagai pohon Sukarno, karena hasil pemberian pak Karno dan berhasil ditanam di sini," kata salah seorang jamaah umrah asal Babat, Lamongan yang usianya cukup sepuh. (*/bersambung) 

*) Tayang di Jawa Pos Radar Bojonegoro Edisi 19 Februari 2015, Halaman 25

No comments:

Post a Comment