Ke Arofah, Nanti Jamaah Haji
Indonesia Lewat Monorel
Selain umrah, selama di Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah, jamaah dari Farfasa Tour & Travel diajak ke tempat-tempat bersejarah dalam peradaban dan perkembangan Islam serta tempat-tempat yang biasa disinggahi selama menjalankan ibadah haji.
Beberapa
tempat yang disinggahi antara lain Jabal Tsur dan Jabal Nur. Di Jabal Tsur
terdapat gua yang saat masa penyebaran agama Islam pernah digunakan Nabi
Muhammad SAW dan sahabat Abu Bakar As-Ashidiq ra dipakai bersembunyi dari
kejaran kaum kafir Quraisy.
Sedangkan
Jabal Nur adalah gua tempat Nabi SAW selalu berkhalwat (menyepi) dan menerima
wahyu pertama melalui perantara Malaikat Jibril. Yang juga menarik adalah
kunjungan ke Jabal Rohmah, padang Arofah, lokasi wuquf pada musim haji.
Khususnya
bagi jamaah umrah yang selama ini belum berkesempatan beribadah haji. Sebab, di
sinilah jamaah umrah mendapat banyak penjelasan tentang ritual di Arofah dan
rencana Pemerintah Arab Saudi untuk musim ke depan, termasuk bagi jamaah haji
Indonesia.
Menurut
Ustadz Muhammad Hasan, kawasan sekitar Arofah terdapat monorel yang memanjang
dari Mina, Arofah, hingga lokasi jamarot, lempar jumrah saat musim haji.
Panjang jalur monorel tersebut lebih dari 10 kilometer (km).
"Selama
musim haji, jamaah haji dari negara-negara di kawasan Jazirah Arab menggunakan
jalur monorel tersebut," ungkap ustadz Muhammad kepada rombongan jamaah
umrah yang berjumlah dua bus tersebut.
Ke
depan, seluruh jamaah haji dari berbagai penjuru dunia menggunakan jalur
monorel, termasuk jamaah haji Indonesia. "Tidak lagi menggunakan bus
seperti yang selama ini dilakukan jamaah haji Indonesia selama wuquf di padang
Arofah," terangnya.
Alasannya,
berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan pelaksanaan ibadah haji oleh Pemerintah
Arab Saudi, keberadaan bus yang mengangukut jamaah haji untuk wuquf dan
diparkir di padang Arofah, sangat memakan tempat. Bahkan, keberadaan busnya
memakan banyak tempat di Arofah.
Sehingga, area padang Arofah menjadi
berkurang. Padahal, ada kecenderungan jamaah haji akan terus bertambah. "Untuk
itu ke depan, seluruh jamaah haji akan dinaikkan monorel, sehingga bus tidak
lagi masuk di padang Arofah," jelas pria 35 tahun yang lahir dan
dibesarkan di Arab Saudi tersebut.
Guna menunjang rencana besar tersebut, pemerintah Arab Saudi tengah gencar
menyiapkan infrastrukturnya dengan menambah panjang jalur monorel dan
memperbaiki beberapa fasilitas penunjang lainnya. Sehingga, jika semua
fasilitasnya sudah siap, tinggal diberlakukan secara total.
Hanya,
rencana ini akan menyisakan konsekuensi yang mungkin relatif agak berat bagi
jamaah haji pada umumnya, termasuk jamaah asal Indonesia. Dengan adanya
monorel, bukan tidak mungkin nanti pelaksanaan wuquf di Arofah tidak lagi naik
bus. Mungkin saja jamaah akan jalan kaki di jalur monorelnya. Atau juga
pemerintah Arab Saudi menyiapkan kereta api pengangkutnya.
"Tapi
itu semua baru rencana dan belum diputuskan secara final. Kita tunggu saja
perkembangan rencana kebijakan dari pemerintah Arab Saudi," paparnya.
Selama
berziarah di Jabal Rahmah, tempat bertemunya Nabi Adam as dan Siti Hawa maupun
tempat puncak haji (wuquf), sejumlah jamaah mendaki gunung yang tak terlalu
tinggi tersebut. Beberapa di antara mereka mendekat di tonggak Jabal Rahmah.
Konon,
tonggak itulah yang menjadi penanda, tempat bertemunya nabi pertama yang
diciptakan Allah SWT dengan siti Hawa setelah diturunkan dari surga.
Pemandangan
lain yang tak kalah menariknya adalah jalur cukup hijau dan rindang di kawasan
selepas Arofah dan menuju Muzdalifah. Di kanan dan kiri jalan-jalan berjejer
ratusan pepohonan penghijauan. Pohon-pohon tersebut tampak sudah besar dan
cukup rindang.
Menariknya,
sebagian besar pohon yang ditanam di kawasan itu untuk penghijauan tersebut
adalah hasil sumbangan pemerintah Indonesia. Khususnya saat presiden Sukarno.
"Oleh karena itu, pohon-pohon itu sampai saat ini masih dikenal sebagai
pohon Sukarno, karena hasil pemberian pak Karno dan berhasil ditanam di
sini," kata salah seorang jamaah umrah asal Babat, Lamongan yang usianya
cukup sepuh. (*/bersambung)
*) Tayang di Jawa Pos Radar
Bojonegoro Edisi 19 Februari 2015, Halaman 25
No comments:
Post a Comment