Ditawari Perdana Kartu, Pastikan
Aktif Dulu Baru Bayar
Rombongan jamaah umrah dari Farfasa Tour & Travel mulai bertolak dari Bandara Juanda, Surabaya, pada Minggu (8/2) pukul 06.45 WIB. Total jamaah umrah yang berangkat berjumlah 170 orang.
Rombongan
terbagi dalam beberapa kelompok dan jadwal pemberangkatan. Khusus untuk jamaah
yang berangkat dari Babat, Lamongan, berjumlah sekitar 40 orang. Selebihnya
ditambah jamaah dari Malang, Tulungagung, Surabaya, Jember, dan Lamongan yang
menuju langsung ke Bandara Juanda.
Tidak
semua jamaah mengambil program perjalanan umrah yang sama. Menurut H. Muhammad
Syukron Dalil, direktur PT Farfasa Nurul Qolbi, rombongan terbagi dalam tiga
program. Yakni, program umrah 9 hari, 12 hari, dan 14-16 hari. Penulis sendiri
pada program yang ketiga.
Beberapa
nama tenar ikut bersama dalam rombongan. Di antaranya dosen dan Kaprodi Bahasa
Indonesia IKIP PGRI Bojonegoro Fathia Rosyida, anggota FPG DPRD Lamongan Nurul
Huda, dan keluarga petinggi Garuda Airlines yang mengambil program umrah 9
hari.
Rombongan
umrah, yang berangkat dengan pesawat Airbus Garuda Airlines 984 tiba di Bandara
King Abdul Aziz Jeddah, sekitar pukul 14.45 Waktu Arab Saudi (WAS), menempuh
perjalanan sekitar 10 jam 25 menit. Waktu antara Arab Saudi dengan Indonesia
berjarak sekitar empat jam, lebih dahulu dibandingkan Indonesia.
Rombongan
tiba bandara King Abdul Aziz terminal haji dan umroh. Menurut Syukron Dalil,
selama dua tahun terakhir ini kedatangan jamaah umroh lebih difokuskan di
terminal haji dan umroh. "Biasanya di terminal internasional, namun
sekarang lbh banyak diturunkan di terminal haji dan umrah," kata lulusan
Ponpes Lirboyo, Kediri dan LPIA Jakarta yg mukim di Madinah tujuh tahun lebih
itu.
Begitu
mendarat, setelah melakukan pengecekan dokumentasi di Keimigrasian, hal yang
sering dilakukan oleh jamaah adalah sesegera mungkin menghubungi keluarga di
tanah air. Namun, bagi jamaah yang belum sempat memprogramkan ponselnya dengan
sambungan telepon internasional atau yang aplikasi ponselnya tak bisa
tersambung secara langsung, termasuk untuk Blackberry, jangan cemas.
Sebab,
begitu anda mendarat dan menuju musala bandara, anda akan langsung bertemu
dengan sejumlah outlet kartu perdana telekomunikasi Arab Saudi, bisa mobile,
zain, dan sebagainya. Atau, biasanya anda akan langsung didekati oleh sejumlah
penjual yang memang asli Indonesia, tetapi mukim dan bekerja di Arab Saudi.
Penulis
misalnya, sempat mendapati dua pekerja dari Indonesia. Keduanya mengaku bernama
Taufik dari Madura dan Adien dari Sukabumi. Keduanya menawarkan kartu perdana
sekaligus cara mengaktifkannya.
Kehadiran
penjual dari orang Indonesia ini cukup membantu, khususnya bagi jamaah yang
mengalami kendala bahasa dan belum sempat menukarkan uang rupiah dengan riyal.
Sebab, mereka juga melayani pembelian dengan rupiah.
Memang,
harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal. Harga perdana untuk BB misalnya,
mereka jual dengan rupiah seharga Rp 150 ribu hingga Rp 180 ribu, dengan paket
seminggu hingga 10 hari. Atau kalau mau membayar dengan uang setempat 50 riyal.
Yang
terpenting lagi, selama membeli kartu perdana dan pulsa, harus diperhatikan
betul, apakah benar2 sudah aktif atau belum. Teknisnya, kita tunggu saja ponsel
kita diaktifkan. Kalau sudah benar2 aktif, baru bayar. Jangan sampai uang sudah
kita bayarkan, tetapi ponsel tidak atau belum aktif.
Rombongan
tiba di maktab/hotel Bahauddin, yang berjarak sekitar 200 meter dari Masjid
Nabawi, sekitar pukul 23.00 WAS. Waktu tempuh dari Jeddah ke hotel di Madinah,
sekitar 5 jam lebih atau sekitar 400 km. Sebenarnya, dari Jeddah mau ke Makkah
lebih dekat, karena hanya berjarak naik bus 1,5 jam.
Namun,
program umrah 12 dan 14 hari menuju Madinah dulu baru ke Makkah. Karena,
rombongan akan mengambil miqat di Dzul Khulaifah (Bir Aly). Untuk rombongan
program umrah 9 hari, usai dari Jeddah langsung mengenakan umrah untuk
mengambil miqat di bandara King Abdul Aziz. (*/bersambung)
*) Tayang di Jawa Pos Radar
Bojonegoro Edisi 12 Februari 2015, Halaman 25
No comments:
Post a Comment