Friday, March 6, 2015

Catatan Perjalanan Umrah di Tanah Suci Madinah dan Makkah (2)

Menikmati Desakan dan Salat di Raudhah

Prosesi ibadah umrah di Tanah Suci dari rombongan Farfasa Tour & Travel dimulai di Masjid Nabawi, Madinah, pada hari Senin (9/2). Di masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW ini terdapat berbagai tempat yang mustajabah,
salah satunya Raudhah.
Berbahagialah penulis. Karena, menjadi kali pertama tahun ini karyawan Jawa Pos Radar Bojonegoro yang diberangkatkan umroh oleh perusahaan. Sebelum ini, sudah lima karyawan yang oleh perusahaan mendapat award ke Tanah Suci karena kinerja dan prestasi.
Tahun ini, rencanya bakal ada tiga karyawan lagi yang mendapat award umroh. Salah satunya adalah penulis dan akhir bulan ini Redpel Radar Bojonegoro Anas AG juga menyusul berangkat. Sedangkan pada bulan Mei nanti, giliran General Manager Radar Tuban Tulus Widodo.
Pemberangkatannya, salah satunya, bekerjasama dengan Farfasa Tour & Travel. Travel yang berkantor di Babat ini sudah diikuti ribuan jamaah beribadah di Tanah Suci Makkah –Madinah.
Salah satu fasilitasnya adalah semua jamaah merasa sangat beruntung bermukim di hotel yang sangat dekat dengan masjid yang sangat bersejarah tersebut. Cukup jalan kaki sekitar 5 menit, kita sudah bisa salat dengan berjamaah.       
Tempat mustajabah pertama tentu saja di masjid Nabawi itu sendiri. Bahkan, Allah SWT melipatgandakan pahala orang yang mau berjamaah di Masjid Nabawi. ”Pahala orang yang salat berjamaah di Masjid Nabawi adalah 1.000 kali daripada kita salat di tanah air," kata Moh Hasanuddin, guide dari Farfasa Tour Travel.
Apalagi, kalau kita mampu menjalankan ibadah salat arbain (salat 40 rokaat). Ustad kelahiran Arab Saudi yang beribu asal Lumajang dan bapak dari Arab Saudi itu sangat menyarankan para jamaah bisa melaksanakan salat arbain.
Sebab, pahala yang didapat bagi orang yang melaksanakan salat arbain adalah mendapatkan syafaat dari Rasulullah Muhammad SAW. "Sangat sayang kalau kita tidak melakukan salat arbain," saran ustad 35 tahun itu.
Dikatakan pria berjambang itu, dalam hadits Nabi SAW dijelaskan, barangsiapa yang salat 40 rakaat di masjidku (Nabawi), dia berhak mendapatkan syafaatku di Hari Qiyamat. "Kalau hanya mengandalkan salat fardu, tidak mungkin bisa 40 rakaat, karena kita terbatas di Madinah. Namun jika kita salat sunat hingga 40 rakaat, insya Allah sudah masuk arbain," tuturnya.
Secara arsitektur, bangunan Masjid Nabawi bercirikan perpaduan antara gaya Eropa dan Timur Tengah. Di depan bangunan utama masjid terdapat puluhan atap berbentuk payung raksasa yang masing-masingnya berukuran puluhan meter yang dapat membuka dan menutup secara otomatis.
Jika halaman tidak digunakan salat, payung menutup. Sebaliknya, jika digunakan untuk salat, akan membuka dan menutup secara rapat dan sangat teduh digunakan salat.
Kompleks Masjid Nabawi berisi beberapa bagian. Setelah atap payung, terdapat babus salam, kubah perak, dan kubah hijau. Babus salam adalah pintu masuk masjid yang utama. Jika kita masuk lewat pintu itu, sangat disunahkan.
Sedangkan tepat di bawah kubah hijau,  yang berada di sisi kanan bangunan masjid, di situlah makam Rasulullah SAW dan dua sahabatnya, Sayyidina Abu Bakar As shiddiq dan Umar bin Khattab berada. Bangunan ini juga dikenal sebagai Raudhah yang sangat mustajab juga jika kita berdoa di dalamnya.
Begitu sentral dan sakralnya Raudhah, sejumlah asykar selalu berjaga di depan pintu masuk Raudhah. Penulis merasa sangat beruntung, karena meski harus berdesakan dengan ratusan orang, masih bisa salat sunnah empat rakaat dan berdoa di dalam Raudhah.
Benarlah kata sejumlah orang yang pernah merasakan salat di Raudhah. Bahwa ibadah di Raudhah punya nilai spiritual yang amat tinggi. Penulis sempat bergetar dan menangis saat diberi karunia oleh Allah SWT bisa salat di rumah Rasulullah..
Adapun kubah warna perak, tepat dengan tempat imam Masjid Nabawi. Bangunan ini berjarak belasan atau mungkin masih puluhan meter dengan makam Rasulullah. Bangunan ini juga dijaga oleh sejumlah asykar.
Sedangkan bagian utama masjid dihiasi dengan ratusan pilar bercirikan bangunan Spanyol Islam. Di berbagai sudut tiangnya selalu terdapat air zam-zam siap minum, lengkap dengan gelas plastik. Juga terdapat ratusan Alquran di sejumlah tiang masjid. "Alquran itu 80 persennya merupakan sumbangan pemerintah Arab Saudi. Sisanya sumbangan atau waqaf dari jamaah," ungkap ustad Hasan.
Bangunan lain yang juga penting untuk diketahui di sekitar Masjid Nabawi adalah Babu Jibril atau pintu Malaikat Jibril. Lokasinya di samping kiri Raudhah. Bangunan itu berupa dinding berukuran segiempat. Panjang dan lebarnya puluhan meter. Di dalam bangunan yang dikitari pagar dinding itulah Babu Jibril berada.
Menurut Ustadz Rifain, guide Farfasa Tour and Travel, di pintu yang tertutup pagar itulah yang dulu selalu digunakan Jibril setiap kali bertemu dengan Rasulullah untuk menyampaikan wahyu dari Allah SWT. Bangunan itu tertutup untuk umum. (*/bersambung)

*) Tayang di Jawa Pos Radar Bojonegoro Edisi 13 Februari 2015, Halaman 29

No comments:

Post a Comment