Tuesday, August 24, 2010

Otak Tengah, Telepatikah?

Judul Buku : Dahsyatnya Otak Tengah: Jadikan Anak Anda Cerdas Saat Ini Juga
Penulis : Hartono Sangkanparan
Penerbit : Visimedia, Jakarta
Cetakan : Ketiga, Maret 2010
Tebal : XVI+148 Halaman


Ini kisah tiga orang kakak beradik dari Cirebon. Sang kakak bernama M. Irfan, 15, siswa kelas 1 SMA. Sang adik, Aulia, 12, siswi kelas 1 SMP. Dan adiknya lagi, Rizky, 6, siswa kelas 1 SD. Irfan, yang sekolah di salah satu SMAN favorit Kota Bandung, sebelumnya memiliki nilai ulangan harian yang lumayan jeblok, 5-6. Tiba-tiba setelah semesteran nilai raport-nya tidak ada yang 7, apalagi 5 dan 6. Semuanya menjadi 8 dan 9. Dahsyat!
Suatu ketika, tiba-tiba sebuah kunci yang dipegang Aulia patah. Dengan sedih Aulia mengabarkan kepada ibunya kalau dia mendapatkan firasat salah satu temannya jatuh dan lengannya mengalami patah tulang! Astaga! Ternyata firasat Aulia benar! Salah sahabat karibnya kecelakaan dan tulang lengannya patah!
Cerita di atas hanya satu atau dua kelebihan yang dimiliki seorang anak setelah otak tengahnya diaktivasi. Di Indonesia sendiri, wacana tentang pengembangan/pemaksimalan otak tengah tergolong sebagai sesuatu yang baru. Sebab, selama ini kita, lebih banyak dikenalkan untuk memaksimalkan otak kiri dan kanan. Indonesia cukup jauh tertinggal dibandingkan Malaysia yang sudah mengembangkan metode aktivasi otak tengah pada anak-anak bangsanya pada dua tahun lalu. Bahkan, Jepang sudah menerapkan aktivasi otak tengah pada lima tahun lalu. Mr David Ting adalah tokoh di Indonesia yang pertama kali memperkenalkan teori otak tengah dan aktivasi otak tengah kepada masyarakat luas. Mr Ting adalah guru dari para pengajar inti aktivasi otak tengah di Indonesia.
Lantas, apa itu otak tengah? Otak tengah (mesencephalon) adalah bagian otak manusia yang dominan pada saat pembentukan janin. Anda mungkin pernah mendengar pernyataan bahwa semua bayi adalah genius. Itu benar, karena mereka didominasi oleh otak tengah. Dengan perkembangan umur, otak tengah ini menjadi kurang aktif. Otak manusia modern umumnya hanya didominasi oleh salah satu bagian otak, yaitu otak kanan atau otak kiri. (halm. 9)
Berdasarkan perspektif anatomi tubuh (biologi), setiap manusia punya tiga komponen otak, yaitu otak kanan, otak kiri, dan otak tengah. Otak kiri (IQ), dominan di wilayah logika, kalkulasi/perhitungan, berbicara, membaca, menulis, dan analisis. Sedangkan otak kanan (EQ) dominan pada kepribadian, kreativitas, intuisi, implementasi, kinerja, dan seni (art). Sementara otak tengah, dominan pada sentuhan lembut kasih sayang, intelegensia, memori yang kuat, konsentrasi yang tinggi, serta genius.
Sehingga, seseorang dengan kemampuan bermain musik dan kegiatan kreatif lainnya seperti menggambar, mematung, drama, sastra, atau menari lebih cenderung didefinisikan sebagai dominan otak kanan. Mereka lebih banyak berinteraksi dengan manusia secara sosial. Mereka lebih peka terhadap perasaan dan seni. Sementara itu, orang-orang yang pintar di sekolah biasanya dikategorikan sebagai dominan otak kiri. Otak kiri memang lebih banyak dipakai untuk hal-hal yang bersifat logika dan analisis.
Padahal, di luar dua otak itu, manusia mempunyai otak tengah yang kekuatannya amat dahsyat: otak tengah. Di antara otak kanan dan otak kiri, ada corpus collosum. Corpus collosum ini adalah jembatan komunikasi neuron (sel-sel otak) di otak. Bagian otak ini merupakan penghubung antara otak kanan dan otak kiri. Bagian otak ini merupakan suatu jembatan kapasitas tinggi yang menghubungkan pusat intelektual kanan dan kiri.
Otak kanan dan otak kiri adalah pusat pemprosesan yang mempunyai tingkat kerumitan yang tinggi. Otak tengah lebih banyak berkonsentrasi pada penyediaan sarana komunikasi dengan lebar pita (bandwidth) yang tinggi, yakni 200-250 juta serat. Jika dianggap satu serat satu bit, lebar pita ini adalah 250 mega bit. Sementara, lebar pita data untuk prosesor computer saat ini hanya 64 bit. Jadi, lebar pita ini jika dibandingkan dengan lebar pita komputer adalah tiga juta kalinya!
Posisi otak tengah adalah sebagai awal dari batang otak. Batang otak adalah bagian otak yang menghubungkan otak dengan bagian lain dari tubuh, termasuk pancaindera dan otot-otot. Otak tengah dapat dikatakan berfungsi sebagai relai dari semua sinyal yang berasal dari pancaindera atau isinya yang mengontrol otot motorik. Karena fungsi otak tengah yang seperti stasiun relai itulah, maka akan terjadi konsentrasi yang tinggi dari pancaran gelombang otak kanan dan otak kiri, bila otak tengahnya sudah diaktivasi.
Sayangnya, tidak semua orang bisa mengaktivasi otak tengahnya. Padahal, menurut penulis buku ini, jika otak tengah aktif, daya ingat seseorang akan meningkat berlipat, kemampuan mengasihi orang lain meningkat tajam, kemampuan inovasi dan kreativitas tinggi, serta mampu berkonsentrasi penuh. Selain itu, bila otak tengah sudah diaktivasi akan meningkatkan kemampuan fisik dan berolahraga, meningkatkan keseimbangan otak kanan dan kiri, menyeimbangkan hormon, serta meningkatkan daya intuisi. (halm. 33)
Meskipun hingga kini masih menjadi perdebatan di kalangan dunia ilmiah, lantaran otak tengah dianggap lebih ke telepati (meningkatkan daya intuisi) sebagaimana dicontohkan dalam bagian awal tulisan ini, namun sebagai pengembangan keilmuan, tak ada salahnya juga bila buku ini dan teori tentang otak tengah perlu mendapatkan apresiasi.
Hanya sayangnya, penulis buku ini tidak menjelaskan mengenai tata cara mengaktivasi otak tengah. Meski, penulis menyarankan pengaktifan otak tengah dapat dilakukan untuk anak-anak berumur 5-15 tahun. Penulis hanya menunjukkan website dan informasi yang bisa diakses tentang otak tengah, termasuk cara mengaktivasinya. Yakni, di situs-situs: www.dahsyatnyaotaktengah.com; www.otaktengah.com. www.twitter.com/OtakTengah; Email: bukudot@gmail.com; Facebook: http://www.facebook.com/pages/Aktivasi-Otak-Tengah/188067732139. Kemudian, akses juga jadwal training aktivasi di Indonesia di: http://otaktengah.com/jadwal-training-aktivasi-otak-tengah, serta pendaftaran training aktivasi otak tengah di : www.trainingaktivasiotaktengah.publishing-inti.com. (*)

Bawah Titian, 24 Juni 2010

No comments:

Post a Comment